Sejarah Gampong Lamtimpeung
Gampong Lamtimpeung adalah sebuah desa kecil yang terletak di Kemukiman Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar. Terdapat berbagai versi yang menceritakan tentang asal-usul nama Gampong Lamtimpeung.
Nama Gampong Lamtimpeung terdiri atas dua suku kata, yaitu “Dham” dan “Pheung.” Menurut Aminah (akrab disapa Nek Mak oleh masyarakat), kata “Dham” berasal dari bahasa Arab yang berarti “desa” atau gampong, sedangkan “Pheung” (ada juga yang menyebutnya “Phang”) berasal dari bahasa Aceh yang berarti “melangkah dengan langkah yang benar.”
Pada zaman dahulu, ada seorang ulama yang mengajarkan ilmu agama Islam kepada penduduk yang mendiami wilayah yang bernama Lamtanjong. Seusai pengajian, para santri sering berkata, “Beek Teungku woe leë” (Teungku, jangan pulang dulu). Kemudian sang Teungku menjawab, “Panena jioh gampong awak gata, kon sigöe pheung sagai” (Mana ada jauh kampung kalian, kan cuma satu langkah saja).
Karena ucapan tersebut, maka lahirlah nama Lamtimpeung, yang berarti gampong yang tidak jauh. Kata-kata itu begitu melekat di masyarakat karena diucapkan oleh seorang Teungku, sehingga nama tersebut menjadi populer dan terus digunakan. Awalnya masyarakat menyebutnya Lamtimpheung, namun seiring waktu pelafalan tersebut berubah menjadi Lamtimpeung seperti yang dikenal sekarang.
Sebenarnya, terdapat dua wilayah dalam kawasan ini, yaitu Lamtimpeung dan Lamtanjong. Namun, masyarakat lebih cenderung mengikuti ucapan Teungku Chik. Sejak saat itu, masyarakat sepakat untuk menggabungkan kedua wilayah tersebut menjadi satu gampong yang bernama Lamtimpeung.
Secara administratif, saat ini Gampong Lamtimpeung berada dalam wilayah Kemukiman Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.